BIAS REMBULAN SEPARUH....
PADA BENING MATA EMBUN...
DIANTARA TAMAN-TAMAN MENGGIGIL...
SENYUMMU MENGINTIP RESAH DISELA DAUN JENDELA...
INGIN KUNIKAHI CAHAYAMU YANG MEMBATHIN...
BUAT MENGUSIR RINDU YANG MENUMPUK DISUDUT KAMAR....
PUISI HATI
(Buat Baginda Muhammad bin Abdullah Sang Kekasih) Solawatku Padamu....Ungkapan cinta yang tiada tara...Engkau kekasih yang tak pernah kuduakan....dalam bayang dunia yang gamang... Solawatku padamu....dalam pesta cahaya yang bergelimang dosa...aku jadikan kau cermin atas kesombonganku....dalam meniduri dunia yang raganya sia-sia.... Solawatku padamu...dalam istana tak berhurup dan bersuara....diatas ranjang rahasia,kita bercinta.....nikmat dalam mi'raj hingga nafasku mati..... Solawatku padamu...adalah mata belati....menikam bayang malaikat penjemput mati....dalam percintaan yang abadi..... ihin,Utan 12 Rabiul awal 1432 H
PUISI TAREKAT IBLIS (Buat umat Tuhan yang sedang saling bunuh atas nama Agama)Kitab-kitab sudah merajai...ranting syariat sudah rapuh...bertengkar lantaran aksara yang tak difahami...semua berkhotbah bag nabi....hingga berlumuran darah saudara sendiriitukah umat tuhan???Wahai manusia rendah....Salam baginda ahmad pada muhammad...Sajadah itu kain tenun dari cina...sujudmu hanya kepura-puraan...kau kira kening tuhan di situ????Hati orang-orang yang beriman itulah rumah tuhan...di sini rumah iblis yang berdansa kegirangan...Ucapnya padamu "Selamat datang Kejahiliyaan" ihin.Utan.10 Pebruari 2011
Nyala rokok baru dua isap... Dahaga atau lapar?memanggang nafas dengan asapmenggenggam kenikmatan sesaatHayat merapat pada tapal batas persinggahanJantungku semakin luka,merintih kepanasan...Dalam debar yang karam,dada mengerang sesak...Puntung ditangan ku buang dalam selokan...Jadi sampah....pengemas resah...Sia-sia....Sebentar lagi malam akan tiba...Jejak langkah waktu masih tertinggal didepan rumah....Aku semakin dekat ke pintu ajal... ihin,Tuakoda-Utan-pebruari 2011(puisi buat perokok yang menebar asap beracun di beranda bumi)
Saat tangis pertamamu mengusik sang waktu dikaki bukit Jelangu Kuda-kuda liar meringkik-ringkikAir lubuk gemericik manja dicumbui camarSementara bayu mendesah lirih diantara ketiak daun durian mudaDiatas pematang , serunai padi lantunkan syair-syair tentang kelahiranKini, seratus empat puluh musim telah kau lewatiNamun pipi keriputmu tak pernah resah menyapa waktuDihari yang ke-Duapuluh lima ribu dua ratus-mu iniSemoga Rabb menggelarkan sajadah panjang untukmu sampai ke ujung waktuIhin,Desember 2009(Buat DINULLAH RAYES, Penyair Berlidah Embun Berhati rembulan di tepi jaman)
Rembulan dipucuk embun meneteskan air mata darah..
datang bersama pagi dengan wajah pucat pasih...pada bibirnya tersungging senyum matahari mati...merapi ku murka...mentawaiku merana...pertiwiku berduka...Kepodang kecil menebarkan bunga-bunga diatas tanah kematian...angin dan sepi tinggalkan mimpi...lantunkan nyanyian pilu....entahlah...kecuali pasrah(ihin,Okt.2010)
Baru kali ini kita bohong hanya untuk sebuah cinta dan cita-cita yang ingin kita bina bersama
perjalanan ini kucatat pada bingkai hatiku yang paling dalam
Kitalah sang peristiwa yang memendam cinta dari balik jendela
Hanya dengan perjalanan ini kita satukan hati
Untuk menghilangkan seribu luka yang pernah menoreh hati cinta kita
Perjalanan ini menjadi mata pena kita yang tajam untuk menjelajah dunia sekalipun mata jiwa kita belum sempurna
Purnama sepanjang perjalanan bercahaya Merah flamboyant
Seperti tatap matamu berkelebat diantara debur ombak pantai Sonyong
Tak pernah kusangka hingga kita terdampar disini
Kugores sebuah cerita pada pasir-pasir pantai
Lempung-lempung kecil bernyawa bertelanjang dada
Usir ketakutanku tentang kesendirianku kelak
Bayanganku semakin gemetar diantara rinai sinar mentari sore
Yang kutemukan hanya Tanya dalam diam
Perjalanan kita hari ini tak punya jawaban
Hanya makna yang sulit dimengerti
Entah kapan bisa kunikmati lagi….
UTAN,1996
Tujuh Musim sudah kau terbaring ,bunda
Dalam peti batu, kenyang mengunyah sepi
Sambil menghitung dosa-dosa ….
Disini, Rindu dan sepi kujamah dengan Risau
Duniaku resah ….
Banyak debu pada telapak hati yang terkapar ditikam diam……
Air mata , hanyutlah duka …. Dua senja aku menanti
Akhir musim akan tiba, bunda
Adakah kamu mendengar kidung rinduku diujung malam ?….Aku ingin pulang
Tidurlah Bunda
Biar kujaga igaumu
Sampai aku terbaring disisimu …..
UTAN,1996