Salah satu problema yang dihadapi wanita islam saat ini adalah ISSUE ’ TAHRIRUL MAR’AH ( EMANSIPASI ) dan kesetaraan gender. Dua hal ini telah mengalami distorsi dalam memakainya, implementasi dalam kehidupan tidak lagi berdasarkan pada konsep-konsep yang telah di terapkan oleh islam.
Tidak dapat dibantah bahwa sejara kehidupan manusia telah membuktikan jauh sebelum islam datang, wanita tidak mempunyai harkat dan martabat sama sekali, kehadiran mereka hanya sebagai pelengkap bahwa wanita hanya sebagai biang keangkara-murkaan, anggapan tersebut telah menguasai opinisi dunia yang demikian luas. Pada zaman fir’aun berkuasa, wanita tidak mempunyai tempat dalam tatanan keluarga dan masyarakat. Begitu juga pada zaman jahiliyah Quraisy, harkt dan martabat wanita tah ubah seperti hewan, bayi wanita yang lahir ditanam hidup-hidup tanpa rasa prikemanusiaan.
Namun setelah kebangkitan Muhamad SAW sebagai Rasullullah , cahaya islam datang dengan pemikiran-pemikiran yang bersumber kepada wahyu, memangkas habis budaya tersebut serta mengembalikan harkat dan martabat wanita kepada kepada tempat yang paling mulia sebagai hamba Allah SWT. Inilah pertama kali dalam sejarah dunia wanita terbebas dari belanggu keburukan molar. Islam melakukan proteksi terhadap hak-hak kum wanita yang selama ini terabaikan. Islam memberikan kedudukan wanita sama dengan kaum pria sebagai khalifatampil ardhi, seperti firma allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 71 yang Artinya :
“Dan orang-orang yang beriman,lelaki dan perempuan,sebagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebahagiaan yang lain,mereka menyuruh mengerjakan yang ma’ruf, mencega dari yang mungkar, mendirikan sembahyang,menunaikan zakat,dan mereka taat kepada Allah dan rasulnya, mereka itu akan diberikan rahmat oleh Allah maha perkasa lagi maha bijaksana”
Berpijak dari presentasi Al-Qur’an diatas, Nampak posisi Balance yang ditetapkan Allah SWT terhadap pria dan wanita dalam mengemban misi khalifah di bumi ini. Fungsi dan tanggung jawab wanita sebagai tiang Negara tidak lagi terperosok pada ISSUE TAHRIRUL MAR’AH yang menyesatkan. konsep islam memberikan tempat terhormat pada wanita dengan menjadikan keluarga sebagai sentral kegiatan .
Kalau dalam literatur islam dikenal ungkapan “ Al-Mar’atu imadulbilad (wanita adalah tiang Negara ) maka hakekatnya al-usratu ‘ imadubiladi biha tahya wa biha tamuut ( keluarga adalah tiang Negara dengan keluarga Negara bangkit atau runtuh ). Dari ungkapan diatas, ada ikatan mata rantai antara negara dan keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat sebuah Negara, kebobrokan sebuah keluarga adalah cermin dari kebobrokan sebuah Negara, ketanggungan sebuah keluarga adalah ketanggungan sebuah Negara.
Keluarga atau rumah tangga merupakan sentra managerial kaum wanita dalam melaksanakan fungsi sebagai ibu anak-anaknya. Ibu merupakan sentral figur dalam rumah tangga sekaligus sebagai pendidik dan suri tauladan bagi putranya. Mereka harus mempunyai visi keteladanan ahlakul karimah dan kecerdasan berorientasi kepada Aqidah dan keimanan. Seorang ibu muslimah harus mempunyai kesispan untuk melahirkan dan mendidik putra-putri Rabbani yang Qurratu a’yun. Allah AWTberfirman Dalam Al-Quran surat An- Nisa ayat 9:
“Dan hendaklah takut kepada allah orang –orang yang seandainya meninggalkan Dibelakang mereka anak – anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka, Oleh karena itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar”.
Tidak salah kalau Ahmad Syauqi Seorang penyair dari lembah Nil pernah berkata:”Al ummu madrasatun iza a’dadtaha sya’ban toyyibal a’raf” (Ibu adalah madrasah apabila engkau mempersiapkan Dia berarti engkau mempersiapkan masyarakat Yang berkeringat harum).
Diera pasca Mega trends 2000 telah Banyak Melahirkan wanita-wanita karier yang Hebat, Disegala lini profesi mereka tampil, agaknya Mereka rela menanggalkan predikat “ibu” demi Sebuah karier tanpa memikirkan resikonya.Fungsi Mereka di rumah tangga lebih banyak diganti Oleh Pembantu, pendidikan anak di rumah banyak Dipengaruhi oleh pesawat TV dan buku-buku Bacaan yang tidak terseleksi dengan baik. Akibatnya Betapa banyak anak yang jadi korban. Diawal tahun Ini angka tertinggi dari pengguna Ganja,sabu-sabu Dan extasi di dominasi anak-anak Remaja dari Kalangan orang-orang berduit. Mereka Hanya ingin Mencari dan menemukan Dunia Mereka yang hilang Didalam keluarga dan rumah.
Peran wanita selain sebagai “ibu” juga Sebagai istri pendamping suami, ini bukan sekedar Karier dalam keluarga tapi tuntutan yang bersifat Kodrati bernilai ibadah. Berkarier bagi wanita tidak Mesti keluar dari rumah,selain sebagai “ibu” Sekaligus sebagai istri pendamping suami dalam Memimpi rumah tangga untuk mewujudkan Keluarga yang sekinah. Bidang peran wanita yang Dikonsepkan Al-Qur’an memposisikan wanita pada Tempat yang sangat mulia dimata keluarga , masyarakat dan Negara serta menjadi peran Penentu
Keberhasilan kepemimpinan suami . Hal ini dipertegaskan dalam surat ar-rum ayat 21 :
“ Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”
Diakhir tulisan ini kami mengajak Khususnya kepada kaum Muslimah,lewat peringatan hari Kartini Tentang apa yang diikrarkannya “Habis Gelap Terbitlah Terang (Minazzulumaati ilannur)” ,marilah kita membangun generasi islam yang tangguh berbasis pendidikan keluarga,karena dipundak kaum wanitalah bangsa ini berharap lantaran merekalah yang melahirkan generasi. Bila wanita lemah maka lemah pula Negara ini karena kaum wanita adalah tiang Negara. Nasrumminallah,Wassalam.(ihin).
0 komentar:
Posting Komentar
Harap Tinggalkan pesan anda,,,