NARASI
Alkisah ,ada seorang pemuda yang terjerat utang begitu banyak ,sehingga dia tidak mampu lagi membayarnya.Saking frustrasinya si pemuda si pemuda memutuskan untuk bunuh diri saja.Lalu dia berpikir bagaimana cara mati yang instan,akhirnya dia memilih gantung diri.Tapi manakala tali pengikat yang ia ikat didahan pohon , dahan itu patah dan ia jatuh kebawah persis diatas kotoran kerbau.Dahan yang ternyata keropos itu menimpanya pula.
“Sial ,mau cari mati malah dapat tahi kerbau” Sungutnya. Ia tidak putus asa lalu mencari cara lain.
Ia menunggu bus ditengah tikungan Curam,begitu bus datang ia segera menabrakkan diri. Namun sang sopir sangat awas,ia segera membanting stir dan naas bus itu tercebur kejurang dan semua penumpangnya tewas. Si pemuda terbengong-bengong, “Aku yang mencari mati malah orang lain yang menemui ajal” Keluhnya. Akhirnya si pemuda itu memutuskan untuk melompat saja ke jurang dimana bus itu jatuh.
Paginya seorang janda kaya menemukannya , tubuh pemuda yang penuh luka itu diobatinya sampai sembuh. Setelah ia sembuh ,Janda kaya itu minta dinikahi. Akhirnya pemudah itu menikah ,semua Hutangnya terbayar,punya anak hidupnya senang dan bahagia. Pemuda itu sudah tidak ingin mati lagi bahkan dia takut mati.
PEMAHAMAN
Menyimak narasi diatas, hal-hal tertentu yang dimaui oleh manusia belum tentu dikehendaki oleh Allah Swt.Imam Al Gazali mengatakan bahwa tidak ada satupun kejadian dialam Ghaib dan alam nyata, kecuali dengan Qadha dan Qadar Allah Swt (Taqdir).
Dalam Islam percaya kepada Qadha dan qadar (Taqdir) merupakan salah satu rukun Iman yang harus diyakini oleh seorang Mukmin.Menurut Golongan Asy’ariyah Qada artinya Ketentuan dan Qadar artinya Jangka atau ukuran (Ensiklopedi Islam. Hal 46). Bagi golongan ini Qada merupakan ketentuan Allah SWT yang didalamnya terdapat iradahNya untuk segala mahluk. Sedangkan qadar merupakan perwujudan dari ketentuan yang ada yang tak berubah sedikitpun (Absolut).
Karena Qada, maka kehidupan Manusia pada dasarnya adalah realisasi dari apa ynag telah digariskan Allah pada zaman Azali (Sejak permulaan Zaman), baik kehidupan yang menyangkut hal-hal yang baik maupun hal-hal yang jelek ,beruntung atau rugi,senang atau menderita, dan lain sebagainya. Semuanya akan dijalani manusia sejak ia lahir sampai ia wafat kelak.Adapun wujud Qada atau ketentuan tersebut dalam bentuk yang sesuai dengan iradah Tuhan itulah yang disebut Qadar.
Sedangkan menurut Muhammad Abdul karim Syahristani mengatakan bahwa semua nasib manusia telah ditetapkan Tuhan dan tertulis di Lauh Mahfuz , semua itu akan terwujud sesuai dengan ketentuan yang ada, tanpa ada perubahan atau pergantian sedikitpun. Sementara Al Ghazali mengatakan ,tidaklah terjadi pada alam nyata dan alam ghaib,sedikit atau banyak,kecil atau besar,baik atau jelek,manfaat atau mudarat,iman atau kufur,pandai atau bodoh,beruntung atau rugi,bertambah atau berkurang,,taat atau maksiat,kecuali denga Qada atau qadarNya Allah Swt.Sementara sebuah Hadis mengatakan :
“Sesungguhnya seorang kamu telah dikumpulkan kejadiannya didalam perut ibunya selama 40 hari,kemudian berada disana seperti tadi,(40 hari) dalam bentuk segumpal darah,selanjutnya masih berada disana seperti tadi dalam bentuk segumpal daging. Setelah itu Allah mengutuskan seorang malaikat yang diperintahkan untuk menulis 4 kalimat yaitu tentang ajalnya,rejekinya,pekerjaannya,kesenangan atau kebahagiaanya.kemudian ditiupkan kepadanya Roh”(HR.Buhari,Muslim,Abu Daud,Turmizi,dan Ibnu Majjah).
AKSIOMA
Qada dan Qadar ini biasa disebut juga dengan istilah taqdir.Jadi beriman kepada Qada dan Qada juga beriman kepada Taqdir yaitu meyakini adanya ketetapan Allah yang berlaku terhadap segala Mahluknya baik ketentuan yang telah terjadi,sedang dan akan terjadi.Karena itulah takdir Allah tidak terbatas pada Manusia saja tetapi juga berlaku atas semua MahlukNya. Allah Berfirman :
“ Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan dia Telah menciptakan segala sesuatu, dan dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”(QS.Alfurqan :2)
“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS.Yasin : 38)
Namun kalau kita membedah dari beberapa penjelasan Al qur’an maka Takdir dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
Pertama, Takdir MUBRAM Yaitu Ketentuan Allah yang terjadi pada Mahluknya tanpa bisa dielakkan atau ditawar-tawar lagi. Dalam Bahas Arab Mubram artinya sesuatu yang sudah pasti dan tidak dapat dielakkan contohnya adalah ketentuan kiamat,jenis kelamin bayi yang akan lahir, jodoh, usia seseorang dan ketentuan Allah tentang Ajal.Firman Allah :
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang Tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan[319], mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka Mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan[320] sedikitpun? “ (QS. Annisa:78)
Kedua, Takdir MU’ALLAQ yaitu Ketentuan Allah yang mungkin dapat diubah Manusia melalui Usaha atau ikhtiarnya jika Allah mengijinkan.Dalam Bahas Arab Mu’allaq artinya sesuatu yang digantungkan atau ditunda. Jadi Allah menggantungkan atau menunda pelaksanaan keputusanNya dan menggantungkan pada Usaha Manusia Sendiri. Dasar Dalil Al qur’an adalah :
"Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Arra’du 11)
Beberapa contoh dari Takdir Mu’allaq adalah seorang pelajar yang ingin pandai, atau seorang muslim yang ingin kaya,sehat ia tidak boleh hanya duduk berpangku tangan menunggu datangnya Taqdir . Untuk menjadi pandai dia harus belajar, Untuk kita bisa menjadi kaya maka kita harus banting tulang bekerja keras untuk mendapat kan rezki Allah yang sudah ditebarkan dimuka bumi ini.
Dengan demikian jelaslah bahwa beriman kepada Qada dan Qadar bukan berarti kita hanya pasrah melainkan juga berikhtiar sepenuh hati mengubah nasib sendiri untuk mencapai apa yang kita cita-citakan.
Dalam Islam , Muslim sejati adalah muslim yang menjalani hidup dengan tiga hal yaitu Ikhtiar (Berusaha), Berdo’a (Memohon), dan Tawakkal (Penyerahan diri kepada Allah).Jadi segala amal ibadah yang dilakukannya pasti didahului dengan ikhtiar ( Usaha ) barulah kita berdo’a memohon keridhoan karena iktiar tanpa Doa amatlah sia-sia. Manusia memang diberi kesempatan untuk berikhtiar namun semuanya bermuara kepada kudrat dan iradahnya Allah,kekuasaan dan kehendak Allah Swt.
Sesudah berusaha sekuat tenaga dan diiringi doa barulah hasilnya diserahkan kepada Allah Swt, apa yang diputuskan Allah baik kesenangan atau kesulitan , Sukses atau kegagalan semua itu adalah Ujian dari Allah Swt.sebab apa yang di anugrahkan Allah kepada mahluknya pasti mempunyai maksud dan tujuan untuk menguji hambanya baik dalam senang maupun susah.
“Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”(QS Al imran 159)
0 komentar:
Posting Komentar
Harap Tinggalkan pesan anda,,,